Thursday 9 May 2013

KKO dan TAKSONOMI BLOOM


Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.usun
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
  1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
  2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:
  • Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu.
  • Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya
·         Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
·         Gambar 1. Diagram Taksonomi Bloom
·          
·         http://www.iaincirebon.ac.id/maksum/wp-content/uploads/2012/05/Taksonomi-Bloom-2-300x280.jpg

Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini
  • Mengingat : mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali dsb.
  • Memahami : menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb.
  • Menerapkan : melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb
  • Menganalisis : menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb.
  • Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb.
  • Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.
Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah :
  • Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu
  • Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
  • Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai
  • Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui
Pentahapan berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari sebagian orang. Alasannya, dalam beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan. Contohnya dalam menciptakan sesuatu tidak harus melalui penatahapan itu. Hal itu kembali pada kreativitas individu. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja. Namun, model pentahapan itu sebenarnya melekat pada setiap proses pembelajaran secara terintegrasi.Sebagian orang juga menyanggah pembagian pentahapan berpikir seperti itu karena dalam kenyataannya siswa seharusnya berpikir secara holistik. Ketika kemampuan itu dipisah-pisah maka siswa dapat kehilangan kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen yang sudah terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu proyek tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis.
Psikomotorik
Paradigma di masa lalu menjujung tinggi penguasan teoritis, kini menjujung tinggi nilai-nilai pragmatis. Keberhasilan belajar tidak hanya diukur dengan seberapa banyak materi yang dapat siswa kuasai, namun perlu dilanjutkan dengan seberapa terampil siswa menerapkan teori yang dikuasainya. Terampil menerapkan teori menjadi karya menjadi target utama belajar masa kini.Domain psikomotorik berbeda dengan menerapkan dalam domain kognitif. Dalam pengembangan kognitif menyangkut pengembangan kemampuan berpikir, sedangkan dalam domain psikomotor menurut Simpson, 1972, menyangkut keterampilan gerakan dan kordinasi secara fisik dalam menggunakan keterampilan fisik. Ukuran pengembangan keterampilan fisik adalah kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, atau teknik pelaksanaan. Tingkat penguasaan keterampilan terbagi dalam tujuh kategori, yaitu
  1. Mempersepsikan, yaitu keterampilan menggunakan berbagai isyarat sensor untuk melakukan aktivitas motorik seperti keterampilan menerjemahkan isyarat indra. Kata kunci yang digunakan dalam keterampilan ini ialah memilih, menggambarkan, mendetiksi, membedakan, mengidentifikasi, mengisolasi, dan menghubungkan.
  2. Menyiapkan; meningkatkan kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan suatu tindakan. Kata kunci yang digunakan dalam keteramilan ini ailah; memulai, menyajikan, menerangkan, bergerak, menghasilkan, berkreasi, dan menyatakan.
  3. Menanggapi respon; tahap awal dalam keterampilan belajar yang kompleks adalah keterampilan meniru dan trial and error. Ketepatannya ditentukan latihan. Kata kunci yang digunakan adalah meng-copy, mengikuti jejak, memperbanyak, merespon, dan bereaksi.
  4. Mekanis, adalah tahap peralihan dalam belajar melalui pengembangan kebiasaan dan melakukan gerakan yang didukung dengan keyakinan dan  rasa percaya diri. Kata kunci yang digunakan adalah merakit, mengkalibarasi, menbangun konstruksi, membongkar, menampilkan, mengikat, memperbaiki, memanaskan, memanipulasi,mengukur, mencampur, mengorganisasikan, memubuat sketsa.
  5. Mengembangkan respon yang kompleks. Keterampilan direfleksikan dalam gerak yang kompleks.  Kemahiran ditunjukkan dengan kinerja yang cepat, akurat,  sangat terkoordinasi, dan menggunakan energi minimal. Kategori ini termasuk melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, dan aksi otomatis. Contoh dalam bermain sepakbola yang menggunakan kata kunci; bertindak cepat, akurat, terkoordinasi.
6.       Adaptasi: Keterampilan yang dikembangkan dengan baik secara individu dapat memodifikasi pola pergerakan sesuai persyaratan khusus. Kata kunci yang digunakan  menyesuaikan, menggubah, mengubah, menata kembali, mereorganisasi, merevisi, memvariasikan.
7.        Orisinalitas; membuat gerakan baru sehingga sesuai dengan keadaan tertentu. Pembelajaran menekankan pada pengembangan kreativitas yang berlandaskan keterampilan tinggi. Kata kunci yang digunakan adalah menyusun, membangun, menggabungkan, mengarang, mengkonstruksi, menciptakan, mendesain, memulai, dan membuat.

PORTOFOLIO ASSESMENT


Penilaian merupakan instrumen yang efektif untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran apabila hasilnya dijadikan acuan umpan balik (feedback) bagi guru maupun siswa itu sendiri. Penilaian yang masih diberlakukan dan dikembangkan masih menghandalkan tes sebagai satu-satunya alat penilaian. Untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem penilaian tersebut salah satunya dengan penilaian portofolio. Penilaian portofolio adalah pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan siswa. Dalam hal ini hasil siswa berupa hasil tes, hasil ulangan, hasil LKS, hasil observasi, dan sebagainya.
Pengumpulan informasi atau data hasil pekerjaan siswa secara sitematik itu hanya sekedar proses mengumpulkan namun berdasarkan hasil-hasil pekerjaan siswa dalam kurun waktu tertentu digunakan sebagai umpan balik bagi guru maupun siswa yang bersangkutan. Bagi guru perkembangan hasil pekerjaan siswa dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki cara atau metode pembelajaran yang digunakan olehnya. Disamping itu dengan melakukan analisis terhadap pekerjaan siswa, guru dapat lebih mengenal karakter siswanya. Bagi siswa dengan meneliti dan menganalisis hasil-hasil pekerjaannya akan berguna untuk memperbaiki atau mengoreksi kekurangan dan kesalahannya serta meningkatkan kemampuannnya.
Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran hendaknya tidak dilakukan sesaat, tetapi harus secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh yang meliputi semua komponen proses dan hasil belajar sehingga dapat menggambarkan suatu model penilaian alternative yang dapat mengungkapkan seluruh aspek proses dan hasil belajar siswa, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Model penilaian alternative yang ditawarkan adalah model penilaian yang berbasis postofolio (portfolio based assessment) atau penilaian portofolio.
ALTERNATIF PENILAIAN
Ada beberapa masalah dalam penilaian hasil belajar, antara lain:
  1. Tes baku biasanya tidak menilai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara luas
  2. Tes tertutup (tes dengan jawaban tunggal) tidak memberikan gambar yang memadai tentang kemampuan siswa.
  3. Penilaian perlu disesuaikan dengan cara belajar siswa, yang biasanya bervariasi.
  4. Penilaian harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya, bukan ketidakmampuannya.
  5. Penilaian harus mempertimbangkan kemajuan siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
  6. Penilaian perlu diselenggarakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran.
Agar penilaian dapat menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar, haruslah penilaian itu: menghasilkan informasi sebanyak mungkin, yang relevan dengan pembelajaran, baik informsi formal maupun informasi informal.  Oleh karena itu, di samping tes tertulis yang lazim dalam penilaian hasil belajar, perlu juga guru mengadakan penilaian dengan cara lain.  Banyak alternatif atau cara lain penilaian, antara lain: produk dari siswa, portofolio siswa, karya tulis siswa, penyelidikan oleh siswa, penilaian kinerja, dan pengamatan.

PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Penilaian Portofolio
Apakah yang disebut “portofolio”? Ada beberapa macam portofolio. Dalam kalangan seniman misalnya, ada portofolio yang berarti kumpulan hasil karya terbaik seorang seniman, yang sengaja diadakan untuk keperluan pameran. Dalam dunia pendidikan, portofolio adalahkumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut portofolio.  Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa.  Portofolio demikian disebut juga ‘portofolio untuk penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.
Sebagai instrumen penilaian, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa. Bagi guru, portofolio menyajikan wawasan tentang banyak segi perkembangan siswa dalam belajarnya: cara berpikirnya, pemahamannya atas pelajaran yang bersangkutan, kemampuannya mengungkapkan gagasan-gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan sebagainya.  Portofolio penilaian bukan sekedar kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan hasil siswa dari kerja yang sengaja diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu.  Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa.
Portofolio siswa untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:
    1. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
    2. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan
    3. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan
    4. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antarmata-pelajaran
    5. Penyelesaian soal-soal terbuka
    6. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya
    7. Laporan kerja kelompok
    8. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.
    9. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
    10. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan)
    11. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan
    12. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
    13. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan
 2.      Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio
Ada 3 prinsip utama dalam penilaian portofolio, yaitu “collect, select, and reflect (Zainul, 2001:47). Penilaian portofolio merupakan koleksi atau kumpulan hasil kerja atau karya siswa dalam belajar. Namun demikian, penilaian portofolio bukan sekedar koleksi hasil karya siswa tetapi yang terpenting adalah adanya partisipasi siswa dalam menseleksi bahan kegiatan belajar yang didasarkan pada criteria tertentu untuk di masukkan sebagai hasil karya. Koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi diri yang memungkinkan siswa dapat mengenal kekuatan dan kelemahannya sendiri.
Prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman pelaksanaan penilaian portofolio dalam pembelajaran, yaitu prinsip: (1) penilaian proses dan hasil, (2) penilaian berkala dan sinambung, (3) penilaian yang adil, (4) penilaian implikasi social belajar, (5) saling percaya, (6) kerahasiaan bersama, (7) milik bersama, (8) penciptaan budaya mengajar, (9) refleksi, dan (10) kepuasan dan kesesuaian (Budimansyah, 2002; Sumarna S dan M.Hatta, 2004).
3.      Karakteristik Penilaian Portofolio
Portofolio sebagai alat untuk penilaian hasil belajar memiliki karakteristik berikut: (1) Mempunyai tujuan pembelajaran dan criteria penilaian yang jelas, (2) Memiliki berkas-berkas/bukti yang telah di seleksi sebagai bukti autentik tentang kemampuan siswa, (3) Penilaian dilakukan secara periodic dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu, (4) Adanya nilai kejujuran yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan sesuatu yang terbaik, (5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai dirinya sendiri (self assessment), (6) Menjadi penghubung komunikasi dan keterlibatan yang harmonis antara guru/sekolah, siswa, orang tua/masyarakat.
4.      Implementasi Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran
Kedudukan portofolio dalam suatu penilaian hasil belajar sama halnya dengan tes sebagai salah satu pendekatan penilaian. Dalam praktek penilaian yang baik dan ideal antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan penggunaannya selalu bersamaan. Oleh karena itu portofolio sebagai salah satu penilaian dikatakan sebagai “penialian alternative”. Hal ini dimaksudkan bahwa portofolio bukan dijadikan sebagai alternative, pelengkap, atau tambahan dalam melakukan penilaian, namun penilaian alternative dimaksudkan sebagai penilaian yang bersifat terbuka dan lebih manusiawi. Keudukan portofolio dalam proses penilaian hasil belajar harus dilakukan secara seimbang (balanced assessment) antara tes (paper and pencil) yang lebih menkankan hasil pembelajaran dengan portofolio pada proses pembelajaran atau penghayatan sikap dan keterampilan. Artinya antara tes dan portofolio tidak dapat dipisahkan sebagai satu pendekatan dalam proses penilaian yang objektif, komprehensip, dan berkesinambungan.
5.      Keuntungan menggunakan Portofolio
Pengetahuan tidak datang dan masuk ke dalam benak siswa seperti hujan turun dan meresap ke dalam tanah.  Untuk memperoleh pengetahu-an, siswa harus ‘berjuang’ dengan mencerna informasi yang datang dari guru, informasi dari media cetak (bahan tertulis), informasi yang terkandung di dalam benda-benda yang dijumpainya, dan sebagainya.  Oleh karena itu, untuk memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘aktif’, atau ‘belajar secara aktif’.  Oleh karena itu, dalam kelas yang ideal, siswa harus melakukan ‘penyelidikan’ memecahkan masalah, mengeksplorasi gagasan-gagasan dengan menggunakan benda-benda konkret, menggunakan media pembelajaran, mengerjakan hal-hal tersebut secara mandiri dan secara berkelompok, atau dengan bekerja sama dalam kelompok kecil, mengungkap-kan gagasan-gagasan baik secara tertulis maupun secara lisan.
Agar siswa memahami materi pelajaran, siswa perlu:
  1. berusaha memecahkan masalah nyata yang sesuai dengan perkembangan dan pengalamannya;
  2. bekerja baik mandiri maupun dalam kelompok,
  3. melakukan berbagai kegiatan seperti: menganalisis masalah, menjelaskan masalah, membuat dugaan atau terkaan tentang pemecahan masalah, menilai kebenaran pemecahan masalah, melakukan eksplorasi yang relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
  4. menggunakan pengetahuannya dalam menghadapi masalah-masalah nyata
  5. menggunakan berbagai alat bantu yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran
  6. mengomunikasikan materi pelajaran secara lisan dan tertulis.
  7. mempunyai sikap positif terhadap mata pelajaran ybs.

BAHAN AJAR

3) Menganut azas ilmiah
Ilmiah yang dimaksud adalah bahan ajar tersebt disusun dan disajikan secara sistematis (terurai dengan baik) metodologis (sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan).

4) Sesuai dengan kebutuhan siswa
Bahan ajar merupakan hal yang harus dicerna dan dikuasai siswa. Dengan demikian bahan ajar disusun semata-mata untuk kepentingan siswa. Oleh karena itu, maka bahan ajar yang disusun hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa, yaitu sesuai dengan tingkat berpikir, minat, latar sosial budaya dimana siswa itu berada.

b. Memenuhi kriteria penyajian, yang meliputi:
1) Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
Bahan pembelajaran yang disusun hendaknya memiliki derajat keterbacaan yang tinggi, dalam arti bahasa yang disajikan menggunakan struktur kalimat dan kosa kata yang baik, bentuk kalimat sesuai tata bahasa, dan isi pesan yang disampaikan melalui huruf, gambar, photo dan ilustrasi lainnya memiliki kebermaknaan yang tinggi.

2) Penyajian format dan fisik bahan pembelajaran yang menarik
Format dan fisik bahan pembelajaran juga harus diperhatikan. Format dan fisik buku ini berkaitan dengan tata letak (layout), penggunaan model dan

PROTA


PROGAM TAHUNAN (PROTA)

Progam Tahunan (PROTA) adalah penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.
Prota merupakan progam umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun.
Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswas.
Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.
Prota dikembangkan oleh guru maata pelajaran yang bersangkutan.
Prota dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai
Dalam menyusun Prota, komponen yang harus ada:
1.      Identitas :
a.       Mata Pelajaran
b.      Kelas
c.       Tahun Pelajaran
2.      Format Isian :
a.       Semester
b.      Standar Kompetensi
c.       Kompetensi Dasar
d.      Materi Pokok
e.       Alokasi Waktu











Format Prota

Satuan Pendidikan                       :
Mata Pelajaran                             :
Kelas                                            :
Tahun Pelajaran                            :

Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Alokasi Waktu


















Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                            Guru Kelas...




NIP.                                                                                             NIP.












PROGAM SEMESTER (PROMES)

Progam Semester (PROMES) adalah progam yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
Promes merupakan penjabaran dari progam tahunan
Promes berisi:
1.      Identitas :
a.       Satuan Pendidikan
b.      Mata Pelajaran
c.       Kelas/ Semester
d.      Tahun Pelajaran
2.      Format Isian :
a.       Standar Kompetensi
b.      Kompetensi Dasar
c.       Indikator
d.      Jumlah Jam Pelajaran
e.       Bulan

















Format Promes

Satuan Pendidikan                  :
Mata Pelajaran                        :
Kelas/ Semester                       :
Tahun Pelajaran                       :

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Jumlah Jam Pelajaran
Bulan
1
2
3
4





























Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                                   Guru Kelas...



NIP.                                                                                                    NIP.












KALENDER PENDIDIKAN (KALDIK)

Kalender Pendidikan (KALDIK) adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama sat tahun ajaran
Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan hari libur.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.
Kurikulum  satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajara terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 26.

Tabel 26. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No.
Kegiatan
Alokasi waktu
keterangan
1
Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu, maksimum 38 minggu
Digunakan untuk pembelajaran efektif pada setiap tahun pendidikan
2
Jeda tengah semester
Maksimum 2
minggu
Satu minggu setiap semester
3
Jeda antarsemester
Maksimum 2
minggu
Antara semester I dan II
4
Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan
    dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5
Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
6
Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2
minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7
Hari libur khusus
Maksimum 1
minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
ciri kekhususan masing-masing
8
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif


Cara-cara Penetapan Kalender Akademik
Cara penetapan Kalender Akademik adalah sebagai berikut:
a.       Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b.      Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
c.       Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
d.      Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah

Contoh Kalender Pendidikan:


KETERANGAN  : KALENDER SD/MI
1
16  s.d.  18  Juli 2012
Hari-hari pertama masuk sekolah
2
21,22 Juli  dan 11 s.d18 Agustus 2012
Hari libur Ramadhan (sebelum dan awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan)
3
17  Agustus  2012
HUT Kemerdekaan Republik Indonesia
4
19 dan 20 Agustus 2012
Hari Besar Idul Fitri 1432 H
5
21  s.d. 27  Agustus 2012
Hari libur Idul Fitri 1433 H Tahun 2012
6
26  Oktober 2012
Hari Besar Idul Adha 1433 H
7
15 November 2012
Tahun Baru Hijjriyah 1434 H
8
24  November 2012
Peringatan  Hari Guru
9
1 s.d. 8 Desember 2012
Ulangan Akhir Semester
10
22  Desember  2012
Penerimaan raport
11
24 Des 2012  s.d. 5 Jan 2013
Libur Semester Gasal
12
25  Desember  2012
Hari  Natal  2012
13
24 Januari 2013
Tahun baru Imlek 2564
14
12 Maret 2013
Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935
15
29 Maret 2013
Wafat Yesus Kristus
16
9 Mei 2013
Kenaikan  Yesus Kristus
17
25 Mei 2013
Hari raya Waisak 2557
18
6 Juni 2013
Isra' Mi'raj  Nabi Muhammad SAW
19
22 s.d. 26 April 2013
Ujian Sekolah
20
2 Mei 2012
Hari Pendidikan Nasional tahun 2012
21
13 s.d. 15 Mei 2013
UN SD (Utama)
22
20  s.d. 22  Mei  2013
UN SD (Susulan)
23
10 s.d. 15  Juni  2013
Ulangan Kenaikan Kelas
24
Pembagian Laporan Hasil Belajar (Kenaikan Kelas)
29  Juni 2013
25
1 s.d.  13  Juli  2013
Libur Kenaikan kelas
26
10 -21 Des, 17 -28 Jun 2013
Hari Kegiatan sekolah
27
21,22,23 Maret 2013
Latihan Ujian Tahap I
28
15,16,17 April 2013
Latihan Ujian Tahap II